Wednesday, July 11, 2007

asbak

"sampai kapan kamu ingin terus menjadi pecandu rokok?"
"sampai di seluruh bumi tidak ada lagi yang menemani aku merokok, atau tidak ada lagi sebatang rokok pun yang diproduksi"
"ya, dan saat itu tiba, kamu baru akan sadar bahwa semuanya telah sangat terlambat"
"biar saja, apa pedulimu?"
"terang saja aku peduli, aku mencintaimu. bahkan di saat semua orang di dunia ini mulai membenci dan meninggalkanmu, aku akan terus mencintaimu. bukankah kamu tahu, aku terlalu bebal mencintaimu?"
"lalu, apa untungnya bagiku?"
"tidak ada memang, tapi mungkin kamu baru akan mengerti setelah kamu benar-benar sendirian karena aku sudah lebih dulu mati karena asap rokokmu itu yang membunuhku."
"bukan salahku, kamu yang selalu ingin ada di sampingku!"
"memang. karena itulah, aku rela kau bunuh sedini mungkin dengan asap rokokmu, agar bisa langsung berhenti mencintaimu detik itu juga."
"hh! kamu memang terlalu bawel! sialnya, aku juga teramat mencintaimu, puteriku. dengar! nanti kalau kamu sudah mati, aku akan menyusulmu. kita akan bertemu di sana. kamu masih mau menunggu bukan?"
"enak saja!! aku sudah putuskan. jika aku mati karena asap rokokmu, maka detik itu juga aku akan berhenti mencintaimu. dan aku akan besanding dengan bidadari-bidadari yang lebih segalanya darimu!"
"haaah.. kalau begitu kamu harus bisa menerima juga, mungkin dia akan jauh lebih jelek dari aku."
"hahahahahaaa... berarti kamu mengakuinya. bahwa kamu jelek, cintaku.."
"hahahahaha..., demi kamu puteri, aku mengakuinya. jadi, jangan dulu mati. oke?"
~~~
aku sangat mencintainya. matahari yang selalu bercahaya dan bersinar untukku. bersemayam di keseharianku, membentuk cercahan-cercahan partikel warna yang bersatu padu. tidak datar, cintaku bergejolak. bahkan seringkali, cahaya yang dia sematkan di hatiku, membentuk langit tersendiri. kadang langit itu berwarna biru muda, jingga, oranye, atau abu-abu.
dia pun sering berucap bahwa ia mencintaiku. aku pikir, itu hanya salah satu caranya untuk membuatku bungkam saja dari kecerewetanku. tapi..., apa ruginya mempercayai. bukankah untuk bisa mencintai kita harus bersedia dicintai?
segala macam pernak-pernik telah pernah kuberikan padanya. padahal sebenarnya ada satu benda yang sangat ingin kuberikan padanya. asbak. kenapa asbak? karena asbak menampung serpihan-serpihan abu yang terbakar. menampung terus sampai penuh. tidak pernah mengeluh bukan? bahkan panasnya bara api dari sepuntung rokok pun disundutkan ke dirinya. asbak tidak berteriak bukan? ia menerima saja. ah, betapa setianya..
aku pikir, asbak mungkin juga berguna. mungkin dia akan berpikir bahwa sebenarnya aku tidak ingin dia menghentikan kebiasaan merokoknya, karena setiap melihat asbak, pasti dia ingat rokok. tapi aku justru berpikir sebaliknya. asbak justru dibuat agar seseorang menghentikan dan mematikan rokoknya. agar ia ingat untuk berhenti. ya, itulah maksudku sebenarnya.
dia terus saja menghisap rokoknya. bahkan ia tampak sangat menikmatinya. tidak ada penampung untuk abu berterbangan di sekitar jok mobilnya. semuanya, bertebaran kemana-mana.
kadang aku berpikir mungkin sebenarnya kami bukan pasangan yang benar-benar serasi. karena daripada berdiskusi dengan tenang dan lembut, kami lebih memilih untuk bertengkar setiap hari. mau bagaimana lagi? aku harus tetap bersamanya jika tidak ingin lekas-lekas menghancurkan diri. aku mencintainya. itu saja.
dia pun mungkin tidak pernah berpikir bahwa aku pasangan yang ideal apalagi mendekati sempurna. aku terlalu bawel. terlalu banyak omong, katanya. dia paling tidak tahan dengan kebawelan orang lain. tapi faktanya, dia tetap memutuskan bertahan bersamaku. ya, selama bertahun-tahun. bahkan dia sudah melamarku. memasangkan cincin di jari manis mungilku. kami sudah akan menikah bukan? semoga saja. jadi kupikir, mungkin cinta saja sudah cukup untuk menjadi jembatan kami berdua. karena nyatanya, dengan perbedaan yang ada di antara kami berdua, kami tetap saling mencintai. bahkan semakin dalam. tidak ada rintangan lagi. haha..
jujur, aku bersedia saja jadi asbaknya. menampung semua keluh kesah karena bakaran emosi dan ketegangan jiwanya. menampung semua deritanya. aku juga rela menderita karena merasakan deritanya. bahkan telah aku buktikan bahwa selama satu tahun pertama kami bersama, aku bersedia saja membagi semua makanan berdua ketika kami sedang jalan-jalan. aku bersedia jalan kaki berkilo-kilo karena dia sedang tidak punya uang untuk ongkos kami berdua, di bawah panas terik, bersedal jepit, dan baju oblong yang mulai tidak jelas baunya.
mungkin orang-orang aan berpikir bahwa aku ini tidak lebih dari seorang gadis bodoh yang mau saja dibodoh-bodohi. mungkin mereka benar. mungkin juga tidak. aku tidak pernah tahu dengan pasti, yang pasti aku percaya pada kesetiaan. aku percaya bahwa akan ada jalan yang mempertemukan kita pada segala hal yang lebih baik jika kita selalu berusaha bertahan dan berikhtiar dengan keras. karena itu aku percaya, mungkin dia memang untukku. mungkin aku memang untuknya. sesederhana itu.
~~~
"melamunkan apa?"
"............."
"iska, kamu melamunkan apa?"
"eh. oh. tidak. bukan apa-apa."
"bohong! kamu sedang berkhayal yang tidak-tidak ya?"
"enak saja! aku melamunkan kita. itu saja", lalu aku memilih bungkam, tidak banyak cerita.
"..........?????!! dasar perempuan. terlalu banyak yang diinginkan."
"aku pikir itu wajar. tapi ini tidak ada hubungannya dengan itu, sayang."
"apa sajalah, terserah kamu. oh iya, ada yang ingin kukatakan padamu."
"katakan saja."
"sudah pernahkah kukatakan bahwa...., mungkin aku perlu asbak di mobilku"
"hahh???!!!!"
=======================================================================
t a m a t.
Posted on February 28, 2006 at 12:01 PM Permalink Comments (0)

Thursday, July 5, 2007

a lonely poem



Alone...

Alone with nothing to say...
Alone with no one to stay...
Alone when this world seemed so gray...
Alone I was silent to her dismay...
Alone I lost touch and drifted away...
Alone I could not stop him from going, he was already halfway...
Alone each moment I used to pray...
Alone I fought all the way...
Alone I walked that path and I could not stray...
Alone I embraced sorrow without no delay...
Alone I walked as the soul surviver of my doomsday...
Alone I had to be, cause they were so faraway...

broken dream

We promised that we'd share our lives
And nothing could tear us apart
But I feel that something has gone wrong
I must try to find the way
To tell you what I want to say
That I feel that something has gone wrong

Cause I don't feel the flame again
I don't want to have to pretend
That I'm still in love with you
I don't feel the flame again
I don't want to have to pretend
That I'm still in love with you
See me
Free me
Let me go

I will not promise you
The things I can't do
And I can't afford to live in love that's through
Forgive me I have sinned
I've made a broken dream
And this has to end, I hope you understand

Cause I don't feel the flame again
I don't want to have to pretend
That I'm still in love with you
I don't feel the flame again
I don't want to have to pretend
That I'm still in love with you
See me
Free me
Let me go

Promise that we'd share our lives
And nothing would tear us apart
But I feel that something has gone wrong

*i don't know what's wrong, but for these three days, i always wanna sing this song*

Wednesday, July 4, 2007

when my heart says so..

what is it that you want, mom?
what things that you haven't done that always makes me cry?
what is it inside of you, mom?
do you have any kind of unconditional love for me, your own daughter?

have i ever done anything that hurts you, so you put it there for me?
have i ever asked too much like any other daughter ask to their moms that makes you upset so much?
have i ever asked a thing, a single thing, that makes you cry a lot of tears?
did i make any mistake to you?
do i don't deserve to have your love, like any other daughter have?
do i don't deserve to have a mom, a single one, who'll fight for me?

but you haven't done anything to make me real proud, mom..
after more than 15 years, you've never been there for me.
after those years, i walked alone without a guide that fulfill me with a mother love.
after those times, i'm trying my best to stand on my own, to survive, to learn to go through every unhappy conditions, without you, WITHOUT YOU.
after all those years, you've never come to visit me, to see how i'm doing, to see me grow.

and now, there you are..
with your kids, and a loving husband (i hope so).
happily inside, in so many tense.
can't you see the fact, mom?
by saying what you're asking, you've just hurting me.
you fight for them, but never for me..
never!
not even once..
NOT EVEN ONCE.

that's why i'm letting you go, mom.
and now i think, daddy was right, it was not all his fault that make you runaway from us,
but also, you have no huge love to make you stay with us.
and i'm so sorry because i have to say that mom,
that things, the day you're left, it was a real pain for me, my brother and dad..
for that experience you gave me, i thank you very much.
if you're satisfied with that fact, congrate then, you're on the air..

it was so painful to hear how you ask me to do things that i'm not involve on it at all.
it was so painful, like i was there, being alone and feeling that i'm the one who deserve to be dumpt.
well, mom... i love you enough but i have my own life the same as you have yours.
what if we go on with our own, without interupting each others life.

i feel really sorry, you put me in this hard position..