ia melangkah mengejar senja
merepih marak gelombang suara dengan serakan daun kering di lantai maya
menceraikan batas luka yang legam mempesona
seperti warna senja-senja yang biasa
aku tergugu diam di belantara duka
kepalan jari tak lagi akan terasa
aku harus menghilang
seperti senja-senja yang terlewat
itu saja, rupa nelangsa..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
nice blog...great story
can we be a friend?
Post a Comment