Ketika tak mampu merengkuhmu adalah dukaku sendiri
Ketika tak mampu menjangkaumu adalah kepingan beling kaca di telapak kaki
Ketika merindukanmu adalah setitik dosa yang semestinya tak kuakui sebagai dosa
Ketika kehilanganmu adalah kehilangan sepenggal bentuk dari jiwaku
Ketika tak lagi bisa miliki mimpi denganmu adalah derita
Ketika tak lagi bisa menatap matamu kuanggap hasil hasutan sang durjana
Ketika tak bisa bersamamu adalah keranda kematian yang mesti kubawa sepanjang nyawa masih bersemayam di raga
Kini aku yang tak lagi bisa mengartikan satu kata (cinta)
Seperti berkas sinar yang perlahan kian sirna
Di keluasan langit, di kedalaman samudera.
06-12-07
17:18:35
Kuingat serangkai cerita usang setiap kali hujan mengguyur deras aspal jalanan. Tentang sekuntum kaktus yang berpindah tangan. Tentang melodi yang mengalun di tengah gerbang kehampaan. Ingatan tentang hujaman belati waktu atas kisah yang pernah hampir tak habis kutangisi di malam-malam sunyi. Ingatan tentang prasasti kecintaan yang pernah tegak berdiri di tengah kecaman komunitas jiwa yang pernah menatap penuh kebencian. Ingatan tentang ingin yang ditangguhkan atas nama perasaan tak termiliki.
Tiap kali hujan reda,
Kutup tirai kenangan dengan pucat pasi.
15-11-07
18:17:28
Jika dia datang lagi, apa yang semestinya kukatakan ketika mungkin ia akan pertanyakan dimana kecintaan kuletakkan atau bagaimana setia kumaknakan. Jika dia datang lagi, jawaban apa yang semestinya kukatakan ketika mungkin ia akan pertanyakan masihkah ada ruang lama yang telah terkunci rapat bisa kembali terbuka untuknya, atau masihkah ingin yang sempat terkebiri sesekali sempat menjamah hati untuk kembali berharap satu dalam asa.
Jika dia datang lagi,
mungkinkah aku akan tetap bisa berlaku baik pada hati-hati semua yang mencintaiku hampir purna ketika mungkin saja aku membelahnya menjadi dua dengan tega.
17-11-07
08:52:06