Gerangan apa yang menjelma diam serta merta
Ketika paras tak lagi tampak dan suara mulai musnah
Gerangan kemana jiwa ‘kan tersulur melayang-layang
Ketika asa mulai terjungkal dan rinding gigil mulai kentara menyeruak
Entah nyata atau hanya khayal saja,
Sepertinya bumi kembali bergetar dan debu berterbangan seketika
Mungkin mentari tengah mengerjap-mengerjapkan sinar yang hampir tertebas pedang malam, sehingga gema bergemuruh dan elang mulai berteriak menyayat kerongkongan
Kau takkan pernah sama seperti sebelumnya,
Kau takkan pernah menjadi siapapun yang kau harap bisa selamanya
Karena kau masih juga dirimu yang percaya makna suatu jiwa
Adalah satu dan tak mungkin terganti dengan yang lainnya.
No comments:
Post a Comment