aku...
hanyalah sesosok jiwa yang berkelana mencari kedamaian untuk diresapi dan membawanya selalu dalam pengembaraan panjang.
aku hanyalah satu puing patahan yang terlempar dari selaksa maya antara ada dan tiada, yang kemudian memaparkan diri di tengah ladang manusia yang menyebut masing-masing dirinya bernyawa berjiwa dan bermata.
aku hanyalah sepotong pecahan kaca yang sempat terbuang dan dipungut seorang wanita berhati suci untuk dininabobokan dalam dekapan dan diberikan kesempatan mengisap manis air susu dari kedua puting payudaranya, sampai tertidur pulas dalam dekapan yang mengayun-ayun penuh sayang.
kemudian aku tak lain adalah seorang yang tumbuh menjadi pecinta segala keindahan dan rasa sakit, seluruh kebahagiaan atas nama kebersamaan dan rasa pedih, sampai akhirnya belajar menghadapi rasa kehilangan dengan cara yang lebih tenang.
aku masih menyenangi kisah-kisah romantis antara puteri dan ksatria, antara kupu-kupu dan bunga, antara langit dan bumi, juga antara bintang dan bulan. terlalu banyak badai cinta di sana, sampai-sampai yang tergambar di benakku adalah betapa mereka tak pernah bisa dipisahkan bahkan dalam satu dongeng yang teruntai untuk si kecil.
dan aku mendengar seseorang mengatakan ia menyayangiku. sangat menyayangiku.
sehingga hatiku kemudian belajar membuka untuk menerima dan belajar memahami makna cinta yang ia simpan di jiwanya. aku pun mulai mencintainya. mulai mengingat waktu-waktu yang terjalani bersama sebagai penanda harusnya memang kami berjalan bersama.
aku pun melihat ruang teramat luas untuk mengayomi dan melindungi jiwaku dari keruntuhan akibat cuaca buruk di negeri jiwaku, ruang yang tidak dilengkapi air conditioner merk terkenal, tapi dengan hembusan semilir angin pegunungan yang lebih menyegarkan dan menyejukkan, di jiwanya.
aku mencintainya..
tak ingin kehilangannya..
aku ingin kami tetap bersama..
selama yang kami bisa..
hanyalah sesosok jiwa yang berkelana mencari kedamaian untuk diresapi dan membawanya selalu dalam pengembaraan panjang.
aku hanyalah satu puing patahan yang terlempar dari selaksa maya antara ada dan tiada, yang kemudian memaparkan diri di tengah ladang manusia yang menyebut masing-masing dirinya bernyawa berjiwa dan bermata.
aku hanyalah sepotong pecahan kaca yang sempat terbuang dan dipungut seorang wanita berhati suci untuk dininabobokan dalam dekapan dan diberikan kesempatan mengisap manis air susu dari kedua puting payudaranya, sampai tertidur pulas dalam dekapan yang mengayun-ayun penuh sayang.
kemudian aku tak lain adalah seorang yang tumbuh menjadi pecinta segala keindahan dan rasa sakit, seluruh kebahagiaan atas nama kebersamaan dan rasa pedih, sampai akhirnya belajar menghadapi rasa kehilangan dengan cara yang lebih tenang.
aku masih menyenangi kisah-kisah romantis antara puteri dan ksatria, antara kupu-kupu dan bunga, antara langit dan bumi, juga antara bintang dan bulan. terlalu banyak badai cinta di sana, sampai-sampai yang tergambar di benakku adalah betapa mereka tak pernah bisa dipisahkan bahkan dalam satu dongeng yang teruntai untuk si kecil.
dan aku mendengar seseorang mengatakan ia menyayangiku. sangat menyayangiku.
sehingga hatiku kemudian belajar membuka untuk menerima dan belajar memahami makna cinta yang ia simpan di jiwanya. aku pun mulai mencintainya. mulai mengingat waktu-waktu yang terjalani bersama sebagai penanda harusnya memang kami berjalan bersama.
aku pun melihat ruang teramat luas untuk mengayomi dan melindungi jiwaku dari keruntuhan akibat cuaca buruk di negeri jiwaku, ruang yang tidak dilengkapi air conditioner merk terkenal, tapi dengan hembusan semilir angin pegunungan yang lebih menyegarkan dan menyejukkan, di jiwanya.
aku mencintainya..
tak ingin kehilangannya..
aku ingin kami tetap bersama..
selama yang kami bisa..
-end-
No comments:
Post a Comment